Malam menghantarkan gigil di telapak kaki
Pedas pandangan masih tersisa, karena habis nonton bola
Di atap kota Bogor ini, aku menunggu kantuk
Namun ia tak datang
Mungkin sedang menari bersama rasa ingin tahu di otakku
Atau mungkin juga jadwal si kantuk belum saatnya datang
Tapi lelah sudah menempel di tangan, kaki, dan juga mata
Maka, aku harus rela menahan sengsara
Diserang hawa beku, sampai ke tulang
Selimut aku hamparkan
Oh, dimana kantuk
Puncak, Bogor 23 Juni 2012
No comments:
Post a Comment