Tuesday, September 27, 2005

sekoci?

kapal ini mulai goyah
terombang-ambing ombak mengamuk
sang nahkoda tak jelas suaranya
sedang para kelasi, masih bekerja
namun tak ada keselarasan
semakin lama percik ombak mulai masuk anjungan

aku hanya tukang cuci dinding kapal di situ
tugasku memoles dinding kapal agar tak kusam dimakan karat
di air asin, dinding kapal yang terbuat dari baja pun akan terkapar
berkarat, mengelupas, keluar kotoran kuning yang keropos
namun ku ikhlas dengan tugasku,

kapal pun mulai oleng
pendapat nahkoda tak membuat haluan bergerak tenang
semakin ombak mengacau, bertambah pula kegalauan kelasi
mereka menjadi sibuk namun tanpa harmoni
bilakah kapal karam?

terlintas dalam benakku 'tuk mencari sekoci
sebuah perahu kecil, sebagai penyelamat
meski aku tahu, pergi bersama sekoci dan tinggal di kapal ada sebuah resiko
namun pilihan harus diputus
apakah itu sekarang atau nanti
tetap saja kehidupan adalah tak tentu

dan bersama SESUATU yang lebih dari samudera luas
aku masih yakin akan ku dapati arah ku

Saturday, September 24, 2005

waduuuh!!!

sudah hampir seminggu aku tak bersosialisasi.
bertemu teman dan sanak saudara.
rasanya hampa, sepi, dan merana.

namun tugas harus di jalankan.
mencari terang di bawah kegelisahan

di pihak lain, ada letih di hati dan di kaki.
sementara pikiran kalut, ada yang memaki - -asap rokok itu... hentikan!!!- -
kata si jantung dan paru ku

ah, ku jawab saja belum ada pihak yang melarang kok

jawaban jantung ku : goblog kamu! hentikan dulu, baru cari orang yang mau melarang, lebih gampang
paru ku menambah : sudah, sudah, kau tak kan dapati orang yang bisa melarang, jika gaya hidup mu seperti tak punya jantung dan paru

tapi ini memang gayaku, orang yang bisa melarangku juga harus menerima apa yang di dapati dalam tubuh ku dan jiwa ku, tegas diriku

dalam sekejap aku bingung, bertanya, siapa diriku??

apakah itu, otak yang tak lain adalah pikiran kotor ku,
atau hati, yang kadang tak hati-hati karena tak sanggup berterima kasih ketika diberi hati
atau jantung, paru, usus, lambung, bahkan kelamin ku
mungkin juga rambut ku, yang awut-awutan seperti tak ingin diatur
atau mata ku, yang senang pada sesuatu dibalik sesuatu
atau kuping ku yang kesakitan oleh jemari ku yang menggaruknya, karena ada info kotor membuat gatal
ada kemungkinan juga, kulit yang menjadi diriku. bagian ini merasa sensitif bila bertemu dengan kulit jenis lain

dan siapa jiwaku??
sebuah sisi yang katanya tak terlihat tapi ada,
mungkinkah jiwa berselingkuh dengan diri?
atau jalan sendiri (berjalan di atas rel masing2, ini kuingat dari sebuah puisi karya diri lain)

jiwaku.. apakah kau zat yang berbeda dengan diriku?
apakah kau mendalangi diriku
atau kau memang satu seirama dengan diriku
namun aku takut bila jiwaku, kau sudah bukan jiwa yang tercipta bersamaan dengan diriku
aku curiga, kau tercampur dengan senyawa lain yang negatif

dan lalu siapa aku apakah itu =

diriku+jiwaku+senyawa negatif

nah, dimanakah akan ditemukan senyawa yang positif (kata para ahli, jika ada negatif maka pasti ada positif)

otakku berkata : senyawa positif ya otak
hatiku mengumumkan : ooo, tidak, hatilah senyawa positif itu
jadi mana yang benar?

waduuuh... tak ku temukan ke-aku-an


tiba-tiba angin di belakang berbisik ke telinga ku

"ayo kita cari orang yang bisa melarang mu berhenti merokok"





aku tadi lupa, nyebutin si tulang dan mulut beserta para warganya, ya tambahin sendiri deh!!

Wednesday, September 21, 2005

barat tak ke timur

dua minggu lagi bulan suci,
belum lagi jiwa ini menjadi bersih.
hati masih terbawa bayangan
tentang kisah tiba-tiba
yang tak lekas hilang juga

haruskah ku hapus
atau ku letakkan di depan mata
cerita tentang harapan
untuk meniupkan harmoni bersama

dua pekan lagi bulan pengampunan,
belum juga aku beranjak ke pancuran
mencari kesucian, membasuh kulit
menggosok dosa

rahmati aku menghadap ke barat Tuhan
dari tempatku
ke arah MU, ke rumah MU
meski dengan hati
belum penuh
ijinkanlah........



(sajak roman picisan dicampur soal religi....gak mukhlison banget gitu lo)