Monday, October 30, 2006

dunia yang terbagi


Link


saat ini aku lagi di pinggir
sebuah persimpangan jalan
aku mau membelok ke kanan
tapi koq masih pengen terus

jalan terus itu tak ada lampu
sedangkan yang belok kanan ada

kakiku kaku
alamku terbagi
aku nyeri
di kepala
di jantung
di telapak tangan

tapi belum mau mati

aku...
ingin merayumu
aku...
pergi
aku...
tak tahu

hmmmmm

duniaku terbagi

solo, 30 oktober 2006
::msw::

Monday, August 28, 2006

stop press!!

aku tak mampu menulis apa yang kurasakan
ada dua rasa yang berperang

cukup sudah

aku tak mampu menuangkan

kali ini aku kosong

aku tak mau mengungkapkan kecengengan

tapi kadang aku terseret juga

sudah
sudah
berhenti.



-----kenangan 23/24 agustus 2006------

Monday, August 07, 2006

menggantung jawaban

mengapa harus ada jawaban abu-abu atas sebuah pertanyaan
mengapa tidak dijawab YA atau TIDAK
mengapa jawaban itu hanya diam

bila kita tak suka, mengapa tidak katakan TIDAK
bila kita setuju, harusnya diisi jawaban YA

senyap hanya akan menambah persoalan
membuat keraguan dan bermacam dugaan
memantik untaian pertanyaan baru

cobalah kita belajar untuk mengatakan yang sesungguhnya
berusaha mengungkap kebenaran tanpa menyakiti perasaan


yogya, 7 Agustus 2006
ketika jarum pendek menunjuk angka 10
dan jarum panjang menunjuk angka 1
diiringi suara jangkrik
disinari kelap-kelip kunang-kunang


:: MSW ::

Friday, August 04, 2006

yakin itu

telah kutetapkan bahwa ini adalah arahku
bila ada yang tak setuju
jangan kau beri pikiran baru
biarkanlah
karena memang itu kan jadi bebanku
saat aku tak bertemu
apa yang ada di ujung arah itu

aku tak kan ragu, sekali lagi
tak kan ragu!
untuk menuju arahku
tanpa membuat kelok baru


yogya, 4 agustus 2006
16:04
MSW

Wednesday, August 02, 2006

oh alida

alida.....
aku merindumu seperti pasir pantai menunggu ombak
bila kau hembuskan derai manja di huruf-huruf pesanmu
sesaat jiwa membuncah, membiru bagai langit tanpa awan

alida....
sudilah menungguiku sejenak
untuk bertemu di kawat-kawat berpilin
yang membuat jarak seperti kertas tipis

alida....
mengapa selalu kau tinggalkan aku
saat aku ingin mengenangmu
untuk berbincang sejenak tentang langit, batu, gunung, dan ilalang

alida....
alida....
kapan lagi kita bertemu?




MSW
yogya, 2 Agustus 2006
19:42
sajak kerinduan seorang sahabat

Tuesday, August 01, 2006

agar menjadi

tahukan kau, mengapa aku selalu ingin tahu
tentang semua sisi gelapmu
agar bisa kuingatkan tentang batas tabiat
yang terkadang meregang antara nyata dan maya

tahukah kau, mengapa aku jadikan kau musuh
agar tak ada secuil ragu dan bias prasangka
saat kita nanti menjadi teman abadi

tahukah kau, mengapa aku selalu merindumu
agar kita bisa bertemu, berbincang tentang alam, batu, hutan, awan, dan ilalang
agar kita bisa menjadi manusia baru
sempurna sepenuhnya dari lara dan nestapa


sajak buat sahabat

yogya, 1 Agustus 2006

Monday, March 20, 2006

sudut indah mata

mungkinkah matamu yang indah
sedang memerangkapku

menjebak dengan tatapan menggoda
seakan ingin menyerahkan semua

Monday, February 20, 2006

opposite Siti Nurbaya

biarkan aku ceritakan pada kalian tentang kisah sedih sejoli, yang tiba-tiba berdiri tembok kokoh diantara keduanya

Ari gadis manis berkerudung, yang baru lulus sebuah perguruan tinggi. Adalah adik satu tingkat Ari yang bernama Irwan, naksir padanya. Singkat cerita keduanya jadi pasangan. Meski masih kuliah, Irwan selalu setia, mengantar Ari ke mana hendak pergi. Cari kerja, mengikuti tes wawancara, sampai akhirnya Ari dapat kerja, Irwan tetap menjadi sopir pribadi bagi Ari. Saat Ari dapat pekerjaan di kota lain yang jaraknya 200 km, Irwan tetap berjuang antar jemput kekasihnya itu setiap akhir pekan.

Janji pun terucap, Irwan ingin segera lulus, bekerja dan mempersunting Ari, gadis pujaaannya. Karena memang tergolong cerdas, IP Kumulatif Irwan pada semester terakhirnya 3,98, tak sulit untuk cepat-cepat menyelesaikan kuliah, dan mendaftar ujian skripsi. Diantara teman seangkatannya, Irwan memang yang pertama kali yang akan menempuh ujian skripsi.

Satu hari, malam sebelum Irwan mengikuti ujian skripsi, datanglah ia ke rumah Ari. Di sana ternyata sudah menunggu ayah sang kekasih. Bincang-bincang antara calon menantu dan calon mertua itu banyak membahas soal keduanya.

Sampailah pembicaraan mengenai rencana pasangan itu. Dan berkatalah sang calon mertua. "Dalam perhitungan Jawa, anak nomor tiga dan nomor satu tak baik untuk berumah tangga,"katanya. Memang Ari adalah anak pertama, sedang Irwan anak ke tiga. Dalam perhitungan Jawa yang diyakini sang calon mertua, keduanya bakalan tak bisa bersatu. Pamali. Tabu untuk bersanding. Mungkin bila keduanya dipersatukan, hitungannya jadi angka 13, angka sial.

Tentunya, dengan segudang alasan, Irwan menolak argumen itu. "Dalam agama kita, tak ada pantangan semacam itu,"bantahnya.

Orang tua Ari, sang ayah, tetap bersikukuh. "Ari adalah anakku, yang kupelihara sejak lahir. Tapi bila kalian tetap ingin melanjutkan hubungan ini, sampai kapanpun aku takkan merestuinya."

Bagai disengat aliran listrik 220 volt, Irwan pun menentukan sikap. Tak ingin ganjalan hati orang tua menjadi bencana di kemudian hari, dia pun bersedia memenuhi keinginan ayah Ari. Rela berpisah dengannya malam itu juga. "Baiklah, semoga keputusan ini membawa kebahagian bagi dik Ari. Aku lebih baik berpisah dengannya, dari pada ia sengsara bersamaku nanti,"begitu ucapan tersendat Irwan kala itu.

Dengan diiringi rintihan kepedihan hati sang kekasih, dan derai airmata ibu, serta dua adik Ari, Irwan pamit.

Dalam hati Irwan hanya ada satu tujuan, besok adalah hari besarnya. Langkahnya ditentukan esok pagi, dihadapan para dosen penguji.
Ari baginya sudah menjadi bagian dari masa lalu.

Hasilnya Irwan memperoleh cumlaude, atas indeks prestasinya selama kuliah.
Sungguh satu ironi, seorang anak dengan kepandaian dan potensi seperti ini harus tersingkir dari belahan hatinya oleh satu kepercayaan kuno, yang tak pernah dia dapatkan selama bersekolah.


nah, sebuah cerita yang 99% fakta
nama-nama yang dipakai tentu saja kalian pikir sendiri kebenarannya.

jadi apa komentar kalian?

Thursday, February 16, 2006

sebulan lalu

wah dah satu bulan pas, aku nggak nulis di blog ini.
sebenarnya pengin sering2 nulis, tapi nggak sempat dan males lagi, he..he..

ini ada sebuah sajak

judulnya : makam puncak bukit

sebuah makam besar
di pucuk bukit kelam
memantulkan kenangan kebesaran

tentang kejayaan
tentang kemuliaan

letaknya

di atas punggung berkeringat
petani-petani yang tertimbun gabah mandul
akibat harga pupuk yang tak mau mendarat
karena alat navigasinya rusak
diserang beras impor negeri tetangga

kerabatnya

kini tiarap
ada yang dipenjara
ada yang kata dokter sakit
ada pula yang selingkuh dengan artis

makam besar di ujung bukit
isimu nanti
jasad raja dari abad lalu
yang terlupa karena roda
tlah menggelinding menggilas jasa

Tuesday, January 17, 2006

iseng

bayangkan bila Hiroshima dan Nagasaki di bom atom oleh orang yang iseng.
atau bali diledakkan hanya karena ada teroris iseng.

caba pikir juga, bila ada wanita yang diperkosa karena ada lelaki iseng.
mahasiswa ditembak karena ada tentara iseng.

lalu bagaimana kira2, kalau Tuhan membuat dunia hanya karena iseng saja,
waaaaah, mungkin saja Adam dan Hawa turun ke bumi juga karena keisengan Tuhan.

Yang jelas, kalau kita menjadi obyek keisengan, pastilah nggak akan enak rasa,
pengen muntah, mencaci, mengumpat, atau malah memukuli orang yang berbuat iseng pada kita.

akibat keisengan memang bisa berbagai macam, dari sakit hati, menangis, hingga bunuh diri, bahkan dunia bisa kiamat kalau saja ada ilmuwan menciptakan reaksi berantai dari uranium yang bisa membelah bumi karena sedang patah hati misalnya.

ya tentunya dunia jadi berwarna, penuh dengan warna iseng yang hitam, kuning, merah, hijau, abu-abu, dan jingga

atau bisa saja ada orang yang hanya tertawa, melihat teman2nya terlibat keisengan satu sama lain

iseng dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti berbuat atau mengerjakan sesuatu supaya jangan menganggur, sekedar main-main, tidak bersungguh-sungguh

jadi kalau anda jadi obyek keisengan, ya jangan di masukkan ke hati, tapi anggap itu hanya lelucon yang tak lucu yang dilakukan oleh orang yang tak punya keberanian, karena tak bersungguh-sungguh dalam berbuat.




--end
esai untuk teman yang diisengi teman lain

Friday, January 06, 2006

pusaran nasib

berapa gaji kamu, berapa gajiku
aku tak punya gaji!!!

Pendapatan DPR katanya hampir 15 juta per bulan. Gaji dewan gubernur Bank Indonesia di atas 150 jutaan per bulan. Gaji Presiden dan wakilnya sekitar 50 juta hingga 60 juta.

Fantastis memang. Bila dibanding dengan pendapatan petani, buruh kasar, apalagi para penganggur yang berserakan di seantero negeri yang jumlahnya hampir 15 % dari angkatan kerja. Paling-paling pendapatan para proletar itu nggak nyampe 1 juta perbulan.

Coba lihat para penerima gaji gede itu, mereka rata-rata hidup di ibu kota. Belum lagi para eksekutif perusahaan top. Putaran pendapatan tinggi tentunya hanya bisa ditemukan di pusat negeri.

Nah, pastinya mereka membelanjakan uangnya juga di ibukota. Jadi tak aneh, kalau banyak warga negeri yang berbondong-bondong pergi ke sana, sekedar untuk mendapat ludahan gaji para eksekutif itu.

Lalu dari mana DPR, boss BI, Presiden dan wakilnya dapat gaji? Ya dari negara, tapi negara dari mana uangnya? Ya dari rakyat. Rakyat yang mana? rakyat yang ada di desa-desa, yang pendapatannya nggak sampai sejuta tentunya.

Oooo, sebuah ironi, rakyat di desa kerja keras buat para pemimpinnya. Sementara pemimpin dapat kesejahteraan, tetap saja para buruh, petani, dan penganggur bersahabat dengan kemelaratan.

Ketika para pemimpin naik kendaraan mengilap menuju acara gala dinner, yang makanannya ala manca, rakyat negeri ini tidur lelap dengan perut keroncongan. Lalu tiba-tiba tanah roboh menimpa rumah mereka yang terbuat dari bambu. Binasalah mereka!!!

Uhhh, sebuah lawakan yang selalu berulang. Entah kapan akan berhenti.

Jadi apa yang diperlukan negeri ini, sebuah pemerataan? dari mana mulainnya. Semuanya sudah berebut, semuanya seperti singa dan serigala. Hukum rimba pun dipaksakan. Siapa kaya, siapa punya kenalan dengan pemegang sumber daya kekuasaan, dialah pemenangnya.

Hmmmm, jadilah yang lemah menjadi sirna di pusat pusaran nasib. Yang deras tanpa ampun melalap siapa saja yang tak punya pengait, untuk mempertahankan badan dari tarikan nasib buruk yang mematikan.

Jadi mau ke mana kita sekarang?

Tuesday, January 03, 2006

kembali

menginjak ke titik awal lagi
dimana semangat, harapan, dan usaha
diperbaharui

hidup mesti diputar kembali
lebih kencang
lebih deras
lebih dasyat

tentunya
ada wajah lain yang juga perlu diperbarui
bagian hati
hubungan dengan illahi
perlu dipertebal

aksi dan do'a
dua teman yang harus diakrabi

Sunday, January 01, 2006

mawar surga

'taburi aku dengan mawar surga'
begitu pesanmmu
sebelum kau pergi bersama Isroil

kini hampir tak tersisa lagi bayang
atas semua kenangan
saat kau ada

namun roh mu tetap kami sisihkan
dalam sudut hati
di sisa-sisa hari

tak lupa kami ukir pesan terakhir itu
di batu nisanmu

sebagai pengingat
agar kami selalu mengirimmu
untaian mawar surga

dari do'a
yang terpanjat

semoga mawar surga
selalu menjadi pembimbing
kami dan dirimu



-----
mengenang dear sister tercinta
1 januari 2003 - 1 januari 2006