Tuesday, September 27, 2005

sekoci?

kapal ini mulai goyah
terombang-ambing ombak mengamuk
sang nahkoda tak jelas suaranya
sedang para kelasi, masih bekerja
namun tak ada keselarasan
semakin lama percik ombak mulai masuk anjungan

aku hanya tukang cuci dinding kapal di situ
tugasku memoles dinding kapal agar tak kusam dimakan karat
di air asin, dinding kapal yang terbuat dari baja pun akan terkapar
berkarat, mengelupas, keluar kotoran kuning yang keropos
namun ku ikhlas dengan tugasku,

kapal pun mulai oleng
pendapat nahkoda tak membuat haluan bergerak tenang
semakin ombak mengacau, bertambah pula kegalauan kelasi
mereka menjadi sibuk namun tanpa harmoni
bilakah kapal karam?

terlintas dalam benakku 'tuk mencari sekoci
sebuah perahu kecil, sebagai penyelamat
meski aku tahu, pergi bersama sekoci dan tinggal di kapal ada sebuah resiko
namun pilihan harus diputus
apakah itu sekarang atau nanti
tetap saja kehidupan adalah tak tentu

dan bersama SESUATU yang lebih dari samudera luas
aku masih yakin akan ku dapati arah ku

No comments: