hari ini hanya nongkrong saja yang kulakukan
di bawah cemara, samping polres solo
bersama teman2 sesama wartawan
hisap rokok, minum teh anget
ngobrol-ngobrol
ini hari jum'at
setelah sholat jum,at
hujan datang
dingin...brrrr
sempat juga jenguk salah satu
teman wartawan yang mondok di rumah sakit
karena kecelakaan saat tugas
anah, tentunya acara favorit di sore hari
adalah chat
bersama sang dewi
he...he..he..he....
tak ada nikmat yang mengalahkannya
tentunya untuk saat ini
entah esok hari, entah lusa nanti
entah.....
Friday, December 30, 2005
Wednesday, December 28, 2005
cinta maya
saat kau hampirkan api biru
nadiku pun berdesir
seperti kali saat banjir
namun ketika kau berhenti menyurukkan api
pada ujung hati
asaku meresap, seperti asap dihirup hawa
dek, kau buai aku dalam ayunan maya
melewati kawat tipis, sejuta pilin
waktu kau tak lagi menyapa
aku hilang rasa
menjadi hampa tanpa tawa
sajak untuk dewiy
ketika dia tak on line
nadiku pun berdesir
seperti kali saat banjir
namun ketika kau berhenti menyurukkan api
pada ujung hati
asaku meresap, seperti asap dihirup hawa
dek, kau buai aku dalam ayunan maya
melewati kawat tipis, sejuta pilin
waktu kau tak lagi menyapa
aku hilang rasa
menjadi hampa tanpa tawa
sajak untuk dewiy
ketika dia tak on line
Monday, December 26, 2005
kerinduan air di daun talas
duh...
aku sebenarnya rindu
padamu ya ketidakpastian
namun apa daya, dunia yang penuh mimpi
memperdayaku
membuai dalam selendang kesenangan
menjadikan diri patung mewah romawi
tak bernyali
ragu aku, ya ketidakpastian
apakah bila nanti bertemu engkau
ku kan menyambutmu
bergurau bersamamu
mengenang kesedihan yang kau lilitkan
berbangga dengan keberhasilan
saat menipumu
namun dalam hati masih saja kuimpikan kau
menghajar nuraniku, melelahkan syaraf egoisme
menendang niatan purba
ya ketidakpastian
datanglah, saat aku tak silau oleh dunia
ketika kaki tak kotor oleh lumpur germerlap api neraka
namun kapan itu, aku tak juga tahu, dunia memang lebih kuat
aku perlu bantuan
dari siapa?
aku belum tahu.
aku sebenarnya rindu
padamu ya ketidakpastian
namun apa daya, dunia yang penuh mimpi
memperdayaku
membuai dalam selendang kesenangan
menjadikan diri patung mewah romawi
tak bernyali
ragu aku, ya ketidakpastian
apakah bila nanti bertemu engkau
ku kan menyambutmu
bergurau bersamamu
mengenang kesedihan yang kau lilitkan
berbangga dengan keberhasilan
saat menipumu
namun dalam hati masih saja kuimpikan kau
menghajar nuraniku, melelahkan syaraf egoisme
menendang niatan purba
ya ketidakpastian
datanglah, saat aku tak silau oleh dunia
ketika kaki tak kotor oleh lumpur germerlap api neraka
namun kapan itu, aku tak juga tahu, dunia memang lebih kuat
aku perlu bantuan
dari siapa?
aku belum tahu.
Subscribe to:
Posts (Atom)